Senin, 01 Desember 2014

Festival Musim Panas Korea yang Menarik di Bulan Juli

Musim panas di Korea Selatan berlangsung mulai bulan Juni – Agustus. Walaupun panas, tapi itu tidak mengurangi semangat orang-orang Korea untuk mengadakan festival yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Di pertengahan musim panas 2014 ini tepatnya di bulan Juli, sudah ada beberapa festival yang akan diadakan di beberapa daerah di sana dan festival itu cukup populer dan seru karena telah menarik minat sejumlah wisatawan yang kebetulan berada di sana untuk datang langsung dan menjadi bagian dari festival itu. Bagi kalian yang juga memiliki jadwal ke Korea di bulan Juli dan memiliki waktu yang cukup lama, kalian pun bisa mengeksplor beberapa daerah di sana sekaligus menjadi bagian dari kemeriahan festival di musim panas ini. Adapun festival-festival itu antara lain :

1. Boryeong Mud Festival (18 – 27 Juli 2014)
Festival Lumpur. Diadakan di propinsi Chungcheongnam (Chungcheongnam-do), tepatnya di pantai Daecheon kota Boryeong (Boryeong-si), festival ini adalah festival yang sangat seru dan paling populer di kalangan orang lokal dan juga wisatawan. Di festival ini, pengunjung akan menikmati banyak kesenangan antara lain bergulat dengan lumpur, mandi di bak besar yang penuh lumpur, lari marathon dengan badan penuh lumpur, melukis badan dengan lumpur, dan jika ingin lebih rileks, mereka bisa mencoba pijat lumpur. Tidak perlu khawatir dengan lumpur ini, karena lumpur dari pantai Daecheon telah diuji secara ilmiah dari beberapa lembaga riset di Korea Selatan bahwa lumpurnya layak digunakan sebagai bahan kosmetik karena mengandung inframerah yang baik untuk tubuh manusia dan juga memiliki kandungan germanium, mineral, dan bentonit yang jauh lebih baik dari kosmetik produk impor. Festival berlangsung sepanjang hari dan di malam hari ada musik dan pesta kembang api. Festival ini bisa dinikmati oleh siapa saja dari anak-anak hingga orang dewasa. Info selengkapnya tentang festival ini bisa di simak di sini | sini | sini.
Boryeong Mud Festival (photo source : KTO)
Boryeong Mud Festival (photo source : KTO)
Adapun harga tiket yang dikenakan untuk berpartisipasi dalam festival ini :
Ticket Price for Boryeong Mud Festival
Ticket Price for Boryeong Mud Festival
Ada 3 alternatif cara untuk menuju ke Boryeong dari Seoul :
  1. Dari Seoul Central City Bus Terminal, ambil Ekspres Bus menuju Boryeong (보령). Durasi perjalanan sekitar 2 jam 20 menit. Setibanya di Boryeong Bus Terminal, naik bus lokal menuju Daecheon Beach. (10 menit interval)
  2. Dari Dong Seoul Terminal Bus Ekspres, ambil Ekspres Bus menuju Daecheon Terminal. Durasi perjalanan sekitar 3 jam. Setibanya di sana, naik bus lokal menuju Daecheon Beach.
  3. Dari Yongsan Station Seoul atau Yeongdeungpo Station, naik kereta ke Daecheon Station. Dari Daecheon Station, mengambil bus lokal menuju Daecheon Beach. Jika titik awal keberangkatan kalian bukan dari Seoul, kalian bisa menyimak infonya di sini.
2. Geochang International Festival of Theatre (25 Juli – 10 Agustus 2014)
Festival teater internasional yang diadakan di Geochang-gun, Gyeongsangnam-do. Festival teater ini diadakan secara outdoor dan diikuti oleh beberapa tim peserta dari luar negeri dengan menampilkan seni teater khas dari negara masing-masing. Jadi bagi kalian yang suka dengan dunia teater, tidak ada salahnya untuk menyaksikan penampilan salah satu tim peserta yang berdurasi sekitar 85 – 115 menit dengan biaya 15.000 won. Info selengkapnya tentang festival ini bisa disimak di sini.
Geochang International Festival of Theater (photo source : KTO)
Geochang International Festival of Theater (photo source : KTO)
Cara untuk menuju ke tempat ini : Dari Dong Seoul Terminal Bus, naik bus menuju Suseungdae Intercity Bus Terminal. Lokasi festival berada di seberang sungai, sekitar 3 menit berjalan kaki.

3. Bonghwa Eun-uh (Sweet Fish) Festival (26 Juli – 2 Agustus 2014)
Festival Ikan Manis yang diadakan di Naeseongcheon Stream, Bonghwa-gun, Gyeongsangbuk-do. Di festival ini, pengunjung akan mengalami keseruan dengan menangkap ikan manis yang mudah ditemukan di Naeseongcheon Stream dengan cara menangkapnya menggunakan alat jaring sendok dengan tongkat panjang atau dengan tangan kosong sekalipun. Hal yang menyenangkan adalah ketika pengunjung bisa langsung menikmati ikan manis hasil tangkapannya yang diolah terlebih dahulu dengan cara dicelupkan ke dalam adonan tepung kemudian digoreng dan disantap dengan saus lobak… hmm yummy ^^
Bonghwa Eun-uh (Sweet Fish) Festival
Bonghwa Eun-uh (Sweet Fish) Festival
Selain itu, ada beberapa program pendidikan dan kebudayaan antara lain : pameran ikan air tawar yang menampilkan beberapa spesies lain, pusat ekologi di mana pengunjung dapat mengamati lingkungan alam dari kehidupan sweet fish, Korea Currency Museum, keramik, hanji (kertas tradisional Korea), kerajinan dan prasasti batu, menunggang kuda, dan menjelajahi hutan pinus Bonghwa. Tiket yang dikenakan untuk berpartisipasi dalam festival ini sebesar 10.000 won untuk dewasa dan 8.000 won untuk anak-anak. Jika kalian tertarik untuk berkunjung ke tempat ini, kalian bisa menuju ke sana dengan cara naik bus menuju Bonghwa Bus Terminal, lalu menyeberangi Jembatan Naeseong yang berada di sebelah kiri karena Festival venue terletak di sisi kanan jembatan. Info selengkapnya tentang festival ini bisa disimak di sini.

4. Pohang International Firework Festival (31 Juli – 3 Agustus 2014)
Festival kembang api internasional yang diadakan di kota Pohang, (Pohang-si), Gyeongsangbuk-do. Festival yang berlangsung selama 4 hari ini berlangsung di beberapa lokasi di kota ini antara lain di Hyeongsangang Sports Park, Yeongildae Northern Beach, dan Bukbu Beach. Festivalnya dikemas menarik dengan menampilkan parade kembang api, teater ombak, experince program oleh korps marinir, serta kontes bulutangkis nasional. Info selengkapnya bisa disimak di sini.
Pohang Firework International Festival
Pohang Firework International Festival
Cara untuk menuju ke lokasi festival ini :
Bukbu Beach
Dari Pohang Intercity / Terminal Bus Ekspres atau Pohang Station. Ambil Bus 105 atau 200 dan turun di Bukbu Beach Bus Stop.
Hyeongsangang Sports Park
Dari Pohang Intercity / Terminal Bus Ekspres atau Pohang Station, naik taksi ke Hyeongsangang Sports Park (durasi sekitar 10 menit)
Bus Lokal
Ambil Bus 101, 102, 100, 160 atau 200 dan turun di Hyeongsan Rotary Bus Stop.
Nah, itulah beberapa bahasan tentang festival musim panas yang berlangsung di bulan Juli ini, semoga dapat menjadi referensi bagi kalian yang akan berwisata ke Korea Selatan. Happy traveling guys ^^

#WowKoreaSupporters

 http://immaeverlastingstories.wordpress.com

Han Style : 6 Simbol Budaya Korea Selatan

Korea Selatan dikenal juga dengan nama Hanguk yang berarti pemimpin atau besar (leader or great). Nama ini juga dipengaruhi dari kata Hanabi (kakek dalam bahasa Korea kuno) dan Hanbat (nama kuno untuk Daejeon yang artinya lapangan besar). Berdasarkan sejarah terbentuknya negara ini, 5 abad setelah terbentuknya dinasti Joseon di tahun 1392, maka pada tahun 1897 negara ini berganti nama menjadi Daehan Jeguk (대한 제국) yang berarti Great Han Empire (Kerajaan Han yang besar). Nama ini dipilih mengacu pada suku-suku kuno Korea, yaitu Samhan yang tinggal di wilayah selatan Semenanjung Korea.
Tetapi pada masa invasi Jepang di tahun 1910, namanya kembali menjadi Joseon dan selama periode itu, orang-orang Korea berjuang untuk merebut kemerdekaan dan mengembalikan nama Korea menjadi Daehan Minguk Imsi Jeongbu (대한민국 임시정부) yang berarti pemerintahan sementara  bangsa Han yang besar. Pada tahun 1945, Korea berhasil meraih kemerdekaannya, tetapi negara ini terpecah menjadi 2 (dua), yaitu Korea Selatan yang memakai nama Hanguk sebagai nama negaranya, dan Korea Utara yang menggunakan nama Joseon sebagai nama negaranya.
Melihat dari latar sejarahnya, kata Han sepertinya sudah menjadi iconic word untuk masyarakat Korea Selatan sendiri. Mulai dari nama negara ini, sampai beberapa hal yang berhubungan dengan penggunaan kata Han yang akhirnya dikenal sebagai simbol budaya Korea Selatan. Apa-apa saja simbol budaya tersebut?

1. HANGUL
Gambar
pic source : FP Kyunghee University
Kita sudah sering mendengar kata ini. Berdasarkan dokumen sejarah, Hangul yang berarti huruf alphabet Korea digunakan secara resmi pada tanggal 9 Oktober 1444 di masa pemerintahan King Sejong (Raja ke-4 dinasti Joseon). Oleh karena itu, tanggal 9 Oktober dikenal pula sebagai Hangul Day. Berbeda dengan penggunaan huruf Hanja yang rumit karena mengadaptasi dari huruf alphabet China, maka Hangul diciptakan agar semua rakyat Korea di masa itu tidak mengalami buta huruf lagi. Sebagaimana diketahui, sebelum ditemukannya Hangul, hanya kaum bangsawan dan terpelajar yang bisa membaca, itupun membaca dengan penggunaan karakter Hanja. Oleh karena itu, King Sejong berinisiatif untuk memulai proyek Hangul di tahun 1443 bersama sejumlah ahli bahasa di masa itu dan bekerjasama dalam menciptakan huruf asli Korea yang karakternya mudah dipahami untuk semua kalangan. Sesuai dengan perkembangannya, saat ini Hangul terdiri dari 10 huruf vokal dan 14 huruf konsonan. 5 huruf konsonan utamanya (ㄱ, ㄴ, ㅅ, ㅁ, ㅇ) meniru bentuk bibir dan gerakan lidah ketika membuat suara tertentu serta mencerminkan 5 elemen inti dari filsafat oriental. 3 huruf vokal utamanya (, , ) melambangkan langit, bumi dan umat manusia, yang dianggap sebagai asal-usul terbentuknya kehidupan di alam semesta. Info lengkap tentang Hangul bisa pula dilihat di sini

2. HANSIK
Gambar
pic source : KTO

Hansik yang berarti makanan, adalah makanan yang selain rasanya enak juga bermanfaat bagi kesehatan. Kunci utama dari Hansik adalah makanan yang di fermentasi karena banyak jenis makanan Korea diolah dari hasil fermentasi. Tujuannya adalah memecah makanan menjadi komponen yang lebih mudah dicerna melalui penggunaan alami dari bakteri baik yang ada di sekitar kita.
Makanan fermentasi klasik Hansik adalah kimchi, dan meskipun ada ratusan jenis kimchi, yang paling terkenal adalah sawi pedas yang di fermentasi. Kimchi yang menjadi favorit orang Korea berisi udang atau ikan teri asin yang di fermentasi minimal 1 (satu) tahun dan disimpan dalam pot tanah liat yang besar. Ada sebuah tradisi yang disebut Gimjang di mana orang Korea, biasanya wanita yang beramai-ramai membuat Kimchi setahun sebelum musim dingin untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan asupan nutrisi yang mereka butuhkan selama musim dingin.
Gambar
pic source : wikipedia
Makanan fermentasi khas Korea lainnya adalah Jang (saus), termasuk Ganjang (kecap), Gochujang (pasta cabai merah), dan Doenjang (pasta kedelai). Ada pepatah lama yang mengatakan bahwa rasa saus adalah hal yang sangat berlaku pada Hansik karena saus adalah dasar dari makanan Korea yang digunakan di sebagian besar hidangan Korea.
Gambar
Ganjang (kecap), Gochujang (pasta cabai merah), Doenjang (pasta kacang kedelai)
Fitur lain dari Hansik adalah makanan yang terbuat dari sayuran. Pengaturan dasar dari hidangan di atas meja makan masyarakat umum Korea adalah nasi, sup, dan berbagai lauk pauk yang berbasis sayuran. Di program Temple Stay yang pernah dibahas oleh salah satu teman saya, kita bisa merasakan pengalaman menikmati Hansik yang sebenarnya. Info lengkap tentang Hansik bisa dilihat di sini
Gambar
pic source : wikipedia

3. HANBOK
Kata ini cukup familiar dan sudah banyak bahasan mengenai Hanbok yang merupakan pakaian tradisional orang Korea. Hanbok dibuat dengan menggunakan pewarna alami. Misalnya, pewarna merah yang diperoleh dari kelopak bunga merah. Prosesnya cukup lambat dan rumit sehingga tidak mengherankan jika Hanbok berkualitas bagus dijual dengan harga yang tinggi.
Gambar
pic source : wikipedia
Secara umum, Jeogori (atasan) merupakan dasar dari Hanbok yang dipakai oleh pria dan wanita. Selain itu, Hanbok wanita menggunakan Chima (rok/bawahan terusan yang panjang), sehingga Hanbok untuk wanita disebut pula Chima Jeogori. Sedangkan Hanbok untuk pria, selain menggunakan jeogori, juga menggunakan Baji, yaitu celana/bawahan model baggy. Selain itu, hanbok selalu dilengkapi dengan penggunaan aksesoris lainnya mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Saat ini, masyarakat Korea hanya menggunakan Hanbok di acara-acara formal saja, seperti pernikahan, upacara kematian, perayaan ulang tahun, dan acara formal lainnya. Dan seiring dengan perkembangan jaman, Hanbok juga telah dimodifikasi dengan sentuhan modern tanpa meninggalkan unsur tradisional dari pakaian itu sendiri. Info lengkap tentang hanbok bisa dilihat di sini

4. HANOK
Hanok berarti rumah tradisional Korea yang dibangun dari bahan-bahan alami seperti kayu, tanah, batu, jerami, genting, dan kertas. Selain bentuknya yang unik, Hanok juga dibuat dengan pertimbangan akan manfaatnya untuk kesehatan. Pembuatannya dirancang secermat mungkin dengan mempertimbangkan berbagai prinsip yang tentunya bermanfaat.
Pada jaman dulu, Hanok dibangun berdasarkan prinsip Baesanimsu (배 산임수), yang secara harfiah berarti bahwa rumah itu dibangun menghadap ke timur atau selatan agar cukup mendapat sinar matahari, sungai berada di depan rumah dan membelakangi gunung.
Detil tentang hanok, bisa dibaca di blog teman saya, Ayu : Kenapa Harus Hanok? yang telah membahasnya secara lebih rinci ^^
pic source : KTO
pic source : KTO
Saran saya, jika ke Korea, menginap di Hanok adalah hal yang wajib dicoba karena ini hanya bisa ditemukan di Korea saja ^^

5. HANJI
Gambar
pic source : panduwisata

Hanji berarti kertas Korea. Kertas ini dibuat dari serat pohon Mulberry yang disebut Chomok. Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa orang Korea menggunakan Hanji sejak mereka lahir sampai mati sehingga dikatakan pula sebagai kertas kehidupan. Dikatakan demikian karena kertas ini bisa bertahan sampai 1000 tahun. Kertas yang mengandung bahan alami ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari orang Korea, salah satunya sebagai pelapis pintu, jendela, dan lantai. Info selengkapnya tentang Hanji bisa dilihat di sini

6. HANGUK EUMAK
Gambar
Hanguk Eumak berarti musik tradisional Korea. Musik ini memiliki ritme yang lambat dan menggambarkan sejarah sedih tentang Korea. Musik ini juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan musik dan drama Korea yang merupakan pendorong dari Korean Wave saat ini. Tetapi tidak semua musik tradisional ini bertema kesedihan. Misalnya musik untuk istana kerajaan yang bertema pujian tentang prestasi Raja di masa lalu. Contohnya adalah musik ritual Jongmyo Shrine yang juga telah menjadi salah satu warisan budaya yang ditetapkan oleh UNESCO.
Hanguk Eumak dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu Gugak (musik tradisional yang diciptakan selama berabad-abad sebelumnya), dan Gugak Changjak (musik baru yang dikembangkan oleh pengaruh musik barat meskipun dilakukan dengan menggunakan alat-alat musik tradisional).  Bahasan tentang musik tradisional Korea memang cukup banyak, salah satunya telah dibahas oleh 2 teman saya, yang membahas tentang musik tradisional Korea (Pansori, Samulnori, Sanjo, Jongmyo Jeryeak, Minyo) juga Arirang. Info selengkapnya tentang Hanguk Eumak bisa pula dilihat di sini.
#WowKoreaSupporters

 http://immaeverlastingstories.wordpress.com

Berbelanja Murah Di Gangnam Underground, Seoul

Selama ini belanja di Seoul identik dengan Myeongdong, Dongdaemun, atau Namdaemun. Tapi sebenarnya di Seoul banyak terdapat tempat-tempat belanja murah yang identik dengan barang-barang fashion. Hampir di semua subway stasiun terdapat toko-toko yang menjual baju, tas, sepatu, dan aksesoris lainnya. Namun jika ingin pilihan yang lebih banyak dan beragam kita bisa mengunjungi shopping center. Berbeda dengan barang-barang di mal yang dijual dengan sistem fix priced, di shopping center di sana yang terdiri dari toko-toko kecil layaknya pasar, kita bisa membeli barang dengan sistem tawar-menawar (bargain). Harga yang ditawarkan pun jauh lebih murah dibanding dengan yang dijual di mal dengan kualitas yang tidak kalah bagus. Salah satu tempat belanja murah di Seoul adalah Gangnam Underground yang di desain senyaman mungkin. Ada AC dan pemanas ruangan, jadi kita bisa berbelanja dengan nyaman di musim apapun kita berada di sana.
Gangnam Underground (강남 고속 터미널 지하 강가) terletak di bawah terminal/subway stasiun Express Bus Terminal di distrik Seocho, Seoul. Tempat ini dilewati jalur subway line 3, 7, dan 9.  Jika berjalan keluar dari subway stasiun di exit 8, kita akan melihat sekitar 1.000 toko/kios. Kebanyakan menjual produk fashion wanita. Letaknya di ujung sebelah barat. Hampir semua barang fashion yang trendi dan berharga murah ada di sana. Kita bisa membeli tas, sepatu, pakaian,  mulai dari 5.000 ₩ -10.000 ₩. Bahkan jika beruntung kita bisa mendapatkan t-shirt hanya seharga 1.000 ₩,, daebak!!! Di ujung sebelah timur, terdapat toko/kios yang menjual furniture, piring, lampu, selimut, perlengkapan mandi, replika tanaman hias, dan masih banyak lainnya. Para pedagang memajang barang-barang mereka dengan tampilan yang menarik. Begitu keluar dari area ini, ada departemen store kelas atas, toko buku, bioskop, hotel J.W Marriot, dan restoran-restoran . Jadi jika senang berburu barang fashion yang murah, tempat ini bisa menjadi salah satu alternatif berbelanja saat berada di Seoul.

Gangnam underground shopping center
#WowKoreaSupporters

 http://immaeverlastingstories.wordpress.com

Hiking Tour Ke Yangdong Village, Gyeongju

photo source : bbc.news.uk
photo source : bbc.news.uk

Ingin melihat pedesaan tradisional terbesar di Korea Selatan sambil hiking? Berkunjunglah ke propinsi Gyeongsangbuk (Gyeongsangbuk-do) yang terletak di kota Gyeongju (Gyeongju-si). Desa ini terletak di taman nasional Gyeongju, tepatnya di kaki gunung Seolchangsan dan dialiri sungai Hyeongsangang. Desa ini didirikan oleh Son So sekitar abad ke-15 dan telah meninggalkan banyak warisan budaya dari masa Dinasti Joseon. Desa ini juga telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu World Heritage Village pada tahun 2010. Terdapat lebih dari 160 rumah beratap genteng dan jerami. Lebih dari 54 rumah bersejarah berusia lebih dari 200 tahun yang tetap dijaga kelestariannya. Desa ini juga tetap mempertahankan adat istiadat serta bangunan berarsitektur tradisional. Peninggalan bersejarah itu antara lain : Seobaekodang (rumah utama dari keluarga Wolseong Son), Mucheomdang (rumah utama keluarga Yeogang Yi), Hyangdan (rumah yang dibangun atas perintah Raja JungJong), Ihayangjeon (rumah utama keluarga Yi Beom-jung), Gwangajeong (rumah utama keluarga Son Jung-don), Simsujeong Paviliun, Ganghakdang (sekolah), dan Sonsoyeongjeong, juga Tonggamsokpyeon (buku cetak berbahan logam). Jadi, di masa lalu, desa ini menjadi tempat tinggal kebanyakan kaum intelektual untuk mempelajari ilmu Konfusius.

photo source : travelwireasia.com
photo source : travelwireasia.com

Topografi desa ini mengikuti pegunungan dan lembah-lembah yang berbentuk seperti karakter hanja yang artinya pertanda yang baik (menguntungkan).  Tata letak dan lokasi yang terlindung oleh pegunungan berhutan dan menghadap ke sungai dan membuka lahan pertanian, mencerminkan budaya khas kaum Konfusianisme aristokrat di masa Dinasti Joseon. Pengaturan rumah-rumah di desa ini menandakan pula status sosial dari keluarga tersebut. Yang berstatus sosial atas memiliki rumah yang di bangun di tempat yang lebih tinggi dan beratap genteng serta bangunan yang luas sesuai peraturan tentang pembangunan rumah di masa Dinasti Joseon pada saat itu. Contohnya, rumah keturunan keluarga bangsawan Wolseong Son, Yeogang Yi, Son Jung-don, dan Hyangdan  yang berada di tempat yang tinggi dan bangunannya luas. Sedangkan yang berstatus sosial bawah memiliki rumah yang dibangun di tempat yang lebih rendah, beratap jerami, dan bertanah liat.
Gambar
photo source : travelwireasia.com
Terdapat pintu gerbang berbentuk L yang dibuka untuk umum dan digunakan untuk hiburan, membaca, dan relaksasi. Terdapat beberapa kedai makanan tradisional yang dijalankan oleh penduduk desa. Jadi saat berada di sana, kita jangan mengintip sembarangan di rumah-rumah penduduk karena sebagian rumah di sana masih berpenghuni lho :D . Atraksi wisata lainnya yang bisa didapatkan di desa ini adalah pelajaran dan demonstrasi tentang etiket umum, pernikahan tradisional, ritual leluhur, dan masih banyak lagi warisan budaya Korea lainnya. Kita juga bisa menginap di salah satu hanok yang disewakan di desa itu. Jadi saat kita mengunjungi tempat ini, kita mungkin akan mendapatkan pengalaman baru yang unik dengan merasakan kehidupan tradisional Korea dari masa lalu.
Jika tertarik mengunjungi desa ini, pihak KTO juga telah menyediakan itinerary yang dapat dijadikan panduan seperti berikut ini :
  • Tour Route 1 (Hachon): Ihyangjeong Pavilion – Narrow Trail – Ganghakdang Village School – Simsujeong Pavilion (20 minute hike)
  • Tour Route 2 (Mulbonggol): Hachon – Mucheomdang House – Daeseongheon House – Mulbong Peak – Mulbong Hill – Narrow Trail – Mulbong Peak (1 hour hike)
  • Tour Route 3 (Hill at the Back of Sujoldang): Mulbong Peak – Gyeongsan Confucian School – Hill at the Back of Sujoldang – Sujoldang House (30 minute hike)
  • Tour Route 4 (Naegok): Geunam Old House – Sangchunheon House – Sahodang House – Seobaekdang Village School – Nakseondang Village School (1 hour hike)
  • Tour Route 5 (Dugok): Dugok Old House – Dugok Yeongdang Shrine – Hachon (30 minute hike)
  • Tour Route 6: Hyangdan House – Gwangajeong Pavilion – Jeongchung Monument (1 hour hike)
Tur ke desa ini dimulai dari pukul 09.30 – 17.30 dan tidak dikenakan biaya (gratis / free) untuk mengunjungi desa tradisional ini. Jika kita berangkat dari Seoul, kita bisa menggunakan bus yang berangkat dari Express Bus Terminal (Line 3, 7, dan 9, Exit 2) yang menuju ke Gyeongju Express Bus Terminal. Bus pertama berangkat pada pukul 06.05, dan yang terakhir pada pukul 23.55 dengan interval setiap 30 – 40 menit. Perjalanan dari Seoul ke Gyeongju memakan waktu sekitar 4 jam. Biaya bus sekitar 18.600 won – 30.400 won. Info selengkapnya : http://english.visitkorea.or.kr/enu/SI/SI_EN_3_6.jsp?gotoPage=1&cid=996702&out_service=
Begitu tiba di Gyeongju Express Bus Terminal, kita masih akan melanjutkan perjalanan menuju Yangdong Village dengan mengambil bus bernomor 200, 201 – 208, 212, atau 217 dan turun di pintu gerbang yang berjarak sekitar 1,2 km menuju desanya dengan berjalan kaki. Info selengkapnya : http://www.invil.org/english/village/daegu/contents.jsp?con_no=23876&page_no=1
#WowKoreaSupporters
 http://immaeverlastingstories.wordpress.com

Bukchon Hanok Village

Bukchon_Hanok_Village

Berbicara tentang Bukchon Hanok Village berarti berbicara tentang hanok, sebuah rumah tradisional orang Korea. Rumah ini memiliki arsitektur dan interior yang indah. Di Seoul, di antara bangunan-bangunan yang megah, kita masih bisa mendapati sisa peninggalan dari masa kejayaan dinasti Joseon. Sebuah kompleks bangunan perumahan yang terdiri dari barisan rumah-rumah tradisional khas Korea yang merupakan rumah-rumah para kaum bangsawan di masa itu. Bukchon terdiri dari area Wonseo-dong, Jae-dong, Gye-dong, Gahoe-dong dan Samcheong-dong di distrik Jongno (Jongno-gu). Kompleks ini terdiri dari beberapa lorong perumahan tradisional dan terletak di antara Gyengbokgung Palace dan Changdeokgung Palace tepatnya di sebelah utara Cheonggye Stream.
Kompleks bangunan ini tetap terjaga dan dilindungi oleh pemerintah Korea sebagai salah satu aset budaya, di mana saat berkunjung ke tempat ini kita bisa merasakan kehidupan di masa kejayaan dinasti Joseon. Tempat ini semakin ramai dikunjungi setelah penayangan drama, Personal Taste yang dibintangi Lee Minho dan Son Ye Jin. Tetapi rumah-rumah tersebut kebanyakan tidak dibuka untuk umum. Tetapi itu tidak menyurutkan langkah untuk berkunjung ke tempat itu karena view-nya memang sangat menarik. Tetapi, banyak juga hanok  yang digunakan sebagai pusat kebudayaan, penginapan, restoran dan rumah teh, sehingga bisa memberi kesempatan untuk mengalami, belajar, dan merasakan budaya tradisional Korea secara langsung.
Bukchon Hanok Village adalah tempat yang wajib dikunjungi saat berada di Seoul. Untuk menuju ke tempat ini bisa dengan naik subway dengan tujuan Anguk Stationline 3, exit 2. Berjalan lurus sekitar 300m sampai menemukan tempat yang juga terletak di dekat Changdeokgung Palace ini. Info selengkapnya : http://visitkorea.or.kr/enu/SI/SI_EN_3_1_1_1.jsp?cid=561382

Korea-Seoul-Bukchon
#WowKoreaSupporters

 http://immaeverlastingstories.wordpress.com

Cherry Blossom Di Jinhae, Gyeongsangnam-do

Saat ini di Korea masih berlangsung musim gugur (fall/autumn). Musim semi (spring) masih beberapa bulan lagi. Bisa melihat langsung momen cherry blossom di Korea saat musim semi yang terjadi sekitar bulan April adalah suatu hal yang sangat menyenangkan. Melihat bunga-bunga sakura mulai bermekaran dengan warna pink yang lembut. Saat ini saya hanya baru bisa membayangkan bagaimana indahnya Korea saat cherry blossom. Dan perjalanan ini di mulai di Gyeongsangnam-do yang merupakan salah satu propinsi yang terletak di bagian tenggara Korea Selatan. Awalnya propinsi ini beribu kota di Busan pada tahun 1925, tapi pada tahun 1963, Busan dipisahkan dari Gyeongsangnam-do dan langsung diatur oleh pemerintah pusat. Pada tahun 1983 ibukotanya pun beralih dari Busan menjadi Changwon. Dan saya akan memulai perjalanan virtual saya ke suatu tempat yang ada di distrik Jinhae (Jinhae-gu).
Pertama-tama saya akan berjalan-jalan ke Kyeonghwa Station menunggu kereta api melewati tempat itu. Saya akan mengabadikan momen ketika kereta api sedang melaju di antara pepohonan yang ditumbuhi bunga sakura dan juga ada bunga-bunga sakura yang beterbangan.

Kyeong-Wha Station

Lalu saya akan berjalan menuju Yeojwa Stream atau dikenal juga dengan Romance Bridge. Dinamakan demikian karena jembatan ini menjadi tempat salah satu scene dari kdrama lawas, Romance, kisah percintaan antara seorang guru SMA dengan siswanya. Adegan ketika Kim Jae Won dan Kim Ha Neul berpapasan ketika sedang naik sepeda di jembatan ini.

Yeojwa Stream
Yeojwa stream

Yang pasti, kota ini menjadi pilihan yang tepat untuk dikunjungi saat cherry blossom nanti karena di musim semi (spring) kota ini akan dipenuhi bunga-bunga sakura yang sangat indah dan akan ada festival tahunan yang diselenggarakan tiap awal bulan April, yaitu Jinhae Cherry Blossom Festival. So…let’s prepare from now ;)
#WowKoreaSupporters

 http://immaeverlastingstories.wordpress.com

Seomjingang Train Village

Gambar
photo source : cnumedia.com

Propinsi Jeollanam (Jeollanam-do) yang terletak di sebelah barat daya Korea Selatan, menyimpan banyak lokasi wisata yang menarik. Salah satunya adalah Seomjingang Train Village yang terletak di kota Gokseong (Gokseong-gun) tepatnya di 232-1 Gichamaeul-ro, Oji-ri, Ogok-myeon. Apa-apa saja yang menarik dari tempat ini? Let’s check it out …. ^^
Seomjingang Train Village yang dulunya adalah stasiun tua Gokseong didirikan kembali setelah sekian lama ditutup dan dijadikan sebagai salah satu sarana rekreasi yang bertema nostalgia. Mengapa dikatakan demikian? Karena di tempat ini kita akan mendapati kereta api tua yang saat berjalan akan mengeluarkan uap asap yang mengepul sepanjang rel yang dilaluinya. Tidak dikenakan biaya/gratis (FREE) untuk masuk ke tempat ini, tetapi jika kita ingin naik kereta api atau naik sepeda rel kita harus membeli tiketnya. Kereta api tua ini akan berjalan bolak-balik sekitar 10 km dengan rute Seomjingang Train Village – Gajeong Station. Jadi saat kita naik kereta api tua itu, kita akan melewati rumah-rumah penduduk dan melihat view sepanjang perjalanan yang menarik. Kereta akan lewat di sepanjang sungai Seomjingang dan kita bisa melihat bunga-bunga yang indah yang bermekaran pada saat musim semi.

Gambar
photo source : engjirisantour.com

Kereta berjalan 3 kali sehari pada hari kerja dan 5 kali sehari pada akhir pekan dan hari libur, dan 3 kali selama musim dingin. Kita juga bisa mencoba untuk naik sepeda rel yang dikayuh di sepanjang rel kereta api saat kita melakukan wisata ke tempat ini bersama beberapa teman atau keluarga, dengan 2 pilihan rute sebagai berikut :
  1. Sepeda rel berjalan di sepanjang Sungai Seomjingang dari Chimgok Station ke Gajeong Station
  2. Sepeda rel berjalan melingkar di sepanjang area Seomjingang River Train Village
Info selengkapnya : http://english.visitkorea.or.kr/enu/SI/SI_EN_3_1_1_1.jsp?cid=814105

Gambar
photo source : cnumedia.com

Terdapat pula sebuah lokomotif antik di Gajeong Station yang merupakan set syuting film terkenal Taegukgi : The Broterhood Of War (2004) yang dibintangi oleh Won Bin dan Jang Dong Gun yang menceritakan tentang hubungan persaudaraan di masa perang Korea di tahun 1950an yang ceritanya sangat menyentuh dan mengharukan.

Gambar
Gambar
photo source : cnumedia.com

Cara untuk menuju ke tempat ini :
  • Dari Seoul , naik subway menuju ke Express Bus Terminal (Line 3, 7, atau 9) dan ambil bus menuju Gwangju Gwangcheon Terminal di mana bus yang menuju ke sana tersedia mulai pukul 00:15 – 06:20 dengan interval sekitar 15 menit, dan perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam 40 menit.
  • Setibanya di Gwangju Gwangcheon Terminal, lanjutkan perjalanan dengan naik nonstop bus dengan tujuan Gurye  dan turun di Gongseong-eup Bus Terminal. Bus berjalan mulai pukul 06:20 – 20:35 dengan interval sekitar 15 menit, dan perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam 10 menit.
  • Setibanya di Gongseong-eup Bus Terminal, lanjutkan perjalanan dengan Taxi sekitar 5 – 10 menit, atau berjalan kaki sekitar 20 – 30 menit dari terminal menuju ke Seomjingang Train Village
Gambar
photo source : namdookorea.com
Gambar
photo source : namdookorea.com
Gambar
photo source : namdookorea.com

 http://immaeverlastingstories.wordpress.com

Berjalan-jalan di Lokasi Syuting A Gentleman’s Dignity

A Gentleman’s Dignity adalah salah satu kdrama yang sukses di tahun 2012. Drama yang dibintangi oleh Jang Dong Gun, Kim Ha Neul, Kim Soo Ro, Kim Min Jong, Lee Jung Hyuk sejak awal penayangannya hingga akhir mampu meraih rating yang bagus. Berbeda dengan tipikal kdrama yang terkadang mengangkat cerita tentang suatu rahasia pertalian darah, atau perebutan harta dan kekuasaan, di drama ini tidak ditemukan hal-hal seperti itu. Cerita keseharian yang kerap terjadi dalam realita kehidupan orang-orang dikemas apik menjadi cerita yang sangat menarik serta didukung dengan beberapa lokasi yang bisa membuat penggemar drama ini kembali mengingat beberapa scene saat pemerannya berada di lokasi tersebut. Adapun beberapa lokasi yang menjadi tempat syuting drama ini, antara lain:

Mango Six
Mango Six menjadi lokasi scene ketika Kim Do Han (Jang Dong Gun) sedang duduk sendiri dan secara tidak sengaja melihat Seo Yi Soo (Kim Ha Neul) mencari tempat berlindung ketika turun hujan. Selain itu, kafe ini juga menjadi tempat nongkrong bagi para 4 pria gentle ini dan merupakan kafe salah satu dari mereka (Jung Rok diperankan oleh Lee Jong Hyuk). 
Kafe ini memiliki banyak lokasi di Korea, dan yang digunakan untuk keperluan syuting drama ini berlokasi di 97 Nonhyeon-dong (734 Eonju-ro), Gangnam-gu, Seoul. Jalur subway untuk menuju lokasi ini berada di Line 7 (Jangam~Bupyeong-gu Office Subway Station). Turun di Hak-dong Station Exit 9. Berjalan keluar stasiun dan belok kiri di persimpangan besar pertama. Terus berjalan, dan di sisi kanan kalian akan melihat tulisan MANGO SIX ^^ 
 
Mango Six ~ 97 Nonhyeon-dong (734 Eonju-ro), Gangnam-gu, Seoul, South Korea
 
Mango Six ~ 97 Nonhyeon-dong (734 Eonju-ro), Gangnam-gu, Seoul, South Korea

Jukjeon Cafe Street
Masih ingat dengan scene ketika Seo Yi Soo (Kim Ha Neul) berjalan-jalan sendiri mengenakan mini dress merah dan tiba-tiba saja dress-nya tersangkut paku dan sedikit demi sedikit benangnya terlepas dan Kim Do Jin (Jang Dong Gun) berusaha melindunginya?.

A Gentleman's Dignity Scene at Jukjeon Cafe Street

Scene ini diambil di Jukjeon Cafe Street atau dikenal pula dengan nama Bojeong-dong Cafe Street. Sebuah lokasi di mana terdapat jejeran kafe bergaya Eropa dengan penataan yang apik dan interior yang unik serta terdapat perpustakaan yang ramah lingkungan. Jika kalian ingin bersantai dan menikmati suasana hangout yang menyenangkan maka berjalan-jalan di lokasi ini patut dicoba. Jalur subway untuk menuju lokasi yang terletak di Bojeong-dong di Yongin-si,  Gyeonggi-do ini adalah jalur Bundang Line Subway, turun di Jukjeon Station Exit 1 (belakang E-Mart).

Jukjeon Cafe Street

Masih di lokasi yang sama tepatnya di depan Belle Amie, yaitu scene ketika Seo Yi Soo (Kim Ha Neul) sedang asyik berjalan-jalan sendiri dan akhirnya dia baru menyadari bahwa benang rajutan mini dress-nya terlepas sedikit demi sedikit dan Kim Do Han (Jang Dong Gun) yang menarik benang rajutan itu tanpa sepengetahuan dirinya :D

A Gentleman's Dignity scene di depan Belle Amie
Belle Amie
Jadi jika kalian berencana ke Korea, tidak ada salahnya untuk mengunjungi lokasi-lokasi tersebut…. ^^
#WowKoreaSupporters

 http://immaeverlastingstories.wordpress.com
 

Summer Festival Agustus 2014 di Seoul

Summer belum usai dan itu artinya masih ada beberapa festival yang sedang berlangsung dan akan berlangsung di bulan Agustus 2014 ini. Summer Festival di bulan ini juga masih didominasi dengan event yang berhubungan dengan seni dan kebudayaan, tetapi festivalnya sendiri berlangsung lebih seru dan meriah karena ada beberapa festival yang memungkinkan kita untuk mendapatkan satu lagi pengalaman baru yaitu merasakan camping seperti di beberapa drama Korea. Sebagai ibukota negara, Seoul pun tidak mau kalah dengan beberapa kota lain di Korea Selatan yang telah menggelar beberapa festival musim panas. Nah,, bagi kalian yang hendak berkunjung ke Korea Selatan di sepanjang bulan Agustus ini, kalian bisa menyimak infonya di bawah ini yang mungkin saja bisa menjadi salah satu referensi kalian dalam mengeksplor keseruan traveling selama berada di sana ^^11. 

1.Marronnier Summer Festival 
Festival ini berlangsung mulai 1 – 16 Agustus 2014 di Daehangno area tepatnya di Daehangno Performing Arts Center. Festival ini cukup seru karena kita bisa camping di tempat ini sambil berpartisipasi dalam beberapa event yang digelar selama festival berlangsung. Event-nya itu antara lain konser musik, talk show, workshops, block parties, late night booktalks, dan beberapa lainnya. Tenda-tenda kemah dibangun di area parkir sepanjang Arko Art Theater selama festival berlangsung. Biaya penyewaan tendanya pun cukup murah. Hanya 40.000 won per tim (1 tim = 4 orang untuk 1 tenda dan biaya makan) dan kalian sudah bisa menikmati kemeriahan festival ini sambil berkemah. Untuk reservasi bisa dilakukan secara online melalui web Hanguk Performing Arts Center atau Interpark.

Marronnier Summer Festival (photo source credit to : VisitSeoul)
Marronnier Summer Festival (photo source credit to : VisitSeoul)
Cara untuk menuju ke tempat ini :
  • Arko Arts Theater : naik subway dan turun di Hyehwa station (Line 4, Exit 2) lalu belok kiri sampai di persimpangan dan jalan lurus sampai melihat gedung Arko Arts Theater yang terletak di sebelah kiri.
  • Daehangno Performing Arts Theater : naik subway dan turun di Hyehwa station (Line 4, Exit 2) lalu belok kanan sampai depan KFC dan jalan lurus sampai melihat gedung Daehangno Performing Arts Theater.
Info selengkapnya bisa disimak di web VisitSeoul dan KTO.

2. Hangang Mulbit Festival
Mulai 2 – 17 Agustus 2014 ini pengunjung yang berkunjung ke Yeouido Hangang Park bisa menikmati suguhan konser musik dan pemutaran film gratis yang diadakan setiap hari kecuali hari Senin di setiap sore menjelang malam hari. Berbagai genre musik akan ditampilkan dalam sebuah panggung terapung mulai dari musik klasik, jazz, pop, fusion gukak (musik tradisional Korea). 1 sesi pertunjukan akan berlangsung selama 2 jam dimulai dari pukul 7.30 pm. Sedangkan pemutaran film gratis diadakan setiap hari Jum’at setelah pertunjukan konser musik. Ohya, Yeouido Hangang Park juga menyediakan fasilitas perkemahan jadi kalian bisa menikmati suguhan pertunjukan gratis itu di malam hari sekaligus berkemah di area Han River.

Hangang Mulbit Festival (photo credit to Seoul Metropolitan Government~Hangang Project Division)

Hangang Mulbit Festival (photo credit to Seoul Metropolitan Government~Hangang Project Division)
Cara untuk menuju ke tempat ini dengan naik subway menuju Yeouinaru Station (Line 5, Exit 2) dan menyeberang di bawah jembatan untuk mencapai panggung pertunjukan.
Info selengkapnya bisa disimak di web KTO dan Korea.net.

3. Seoul Fringe Festival
Sebuah festival seni tahunan dimana tahun ini memasuki tahun yang ke-17 sejak diadakannya festival ini untuk pertama kalinya di tahun 1998. Festival yang awalnya dikenal sebagai “Independent Arts Festival” mengambil lokasi di area Hongdae yang sudah sangat terkenal sebagai pusat seni independen dari anak-anak muda di Seoul. Untuk tahun ini festival ini akan berlangsung mulai 15 – 30 Agustus di beberapa tempat indoor di area Hongdae seperti di Sanwoollim Theater, Post Theater, CY Theater, Seogy Art Center, dan Seungmisan Village Theater. Sedangkan untuk pertunjukan outdoor akan berlangsung di World Cup Stadium Plaza. Sekitar 100 musisi independen baik itu individu maupun berkelompok akan melakukan sejumlah aksi musik, tari, teater, pantomim, dan seni pertunjukan yang menggabungkan beberapa genre. Preview festival ini sendiri akan berlangsung mulai 12 Agustus – 14 Agustus 2014 ini di sepanjang Hongdae Street.

Seoul Fringe Festival (photo source credit to : Visit Seoul)
Seoul Fringe Festival (photo source credit to : Visit Seoul)
Cara untuk menuju ke tempat ini :
  • Hongdae Street : naik subway sampai di Hongik University Station (Line 2, Exit 5)
  • World Cup Stadium Plaza : naik subway sampai di World Cup Stadium Station (Line 6, Exit 1 or 2)
Info selengkapnya bisa disimak di web VisitSeoul.

4. Seoul Open Week
Festival yang diselenggarakan oleh pemerintah kota Seoul ini sarat dengan musik, kesenian, dan budaya yang berlangsung mulai 29 – 30 Agustus 2014 di City Hall (Seoul Plaza) dan Cheonggye Plaza. Kalian bisa menikmati festival dalam suasana camping semalam yang seru sambil menikmati berbagai suguhan musik dan aktivitas kebudayaan. Tema festival tahun ini adalah Open House Seoul” dimana orang-orang biasa akan menunjukkan kemampuannya dalam bermusik di tengah-tengah bangunan yang menjadi ikon kota Seoul itu.

Seoul Open Week (photo source credit to : VisitSeoul)
Seoul Open Week (photo source credit to : VisitSeoul)
Cara untuk menuju ke tempat ini :
  • City Hall (Seoul Plaza) : naik subway dan turun di City Hall Station (Line 1 or 2, Exit 5)
  • Cheonggye Plaza : naik subway dan turun di City Hall Station (Line 1 or 2, Exit 4)
Info selengkapnya bisa disimak di web VisitSeoul ini.

 http://immaeverlastingstories.wordpress.com